Proses Bisnis
Dan Study Kasus dengan Menggunakan SIA (Sistem Informasi Akuntansi)
Oleh : Ayu Nafilah Tafsirul filiyah
Proses bisnis adalah suatu
kumpulan aktivitas pekerjaan terstruktur yang saling terkait untuk menyelesaikan masalah
tertentu atau yang menghasilkan produk atau layanan (demi meraih tujuan
tertentu). Suatu proses bisnis dapat dipecah menjadi beberapa bagian proses yang masing-masing memiliki tandasendiri tapi
juga berkontribusi untuk mencapai tujuan dari superprosesnya. Analisis proses
bisnis umumnya melibatkan pemetaan proses dan subproses di dalamnya hingga
tingkatan aktivitas atau kegiatan.
Davenport (1993) mendefinisikan proses bisnis
sebagai “aktivitas yang terukur dan terstruktur untuk memproduksi output
tertentu untuk kalangan pelanggan tertentu. Terdapat di dalamnya penekanan yang
kuat pada “bagaimana” pekerjaan itu dijalankan di suatu organisasi, tidak
seperti fokus dari produk yang berfokus pada aspek “apa”. Suatu proses oleh
karenanya merupakan urutan spesifik dari aktivitas kerja lintas waktu dan
ruang, dengan suatu awalan dan akhiran, dan secara jelas mendefinisikan input
dan output.”
Beberapa karakteristik umum yang dianggap harus
dimiliki suatu proses bisnis adalah:
- Definitif: Suatu proses bisnis harus memiliki batasan, keluaran, dan masukan yang jelas.
- Pelanggan: Suatu proses bisnis harus mempunyai penerima hasil proses.
- Nilai tambah: Transformasi yang terjadi dalam proses harus memberikan nilai plus pada penerima.
- Keterkaitan: Suatu proses tidak dapat berdiri sendiri, melainkan harus terkait dalam suatu struktur perusahaan atau organisasi
- Fungsi silang: Suatu proses umumnya, walaupun tidak harus, mencakup beberapa fungsi.
Sering kali pembuat proses yaitu orang yang bertanggung jawab terhadap kinerja dan pengembangan
berkesinambungan dari proses, juga dianggap sebagai suatu karakteristik proses
bisnis. Dan proses
bisnis tidak bisa dipisahkan dengan adanya sistem informasi akuntansi yang
dimana keduanya salin berkorelasi,
Fungsi penting yang dibentuk Sistem Informasi Akuntansi pada sebuah organisasi atau perusahaan
- Mengumpulkan dan menyimpan data tentang aktivitas dan transaksi.
- Memproses data menjadi into informasi yang dapat digunakan dalam proses pengambilan keputusan.
- Melakukan kontrol secara tepat terhadap aset organisasi.
- Untuk mendukung operasi-operasi sehari-hari (to Support the –day-to-day operations)
- Mendukung pengambilan keputusan manajemen (to support decision making by internal decision makers).
- Untuk memenuhi kewajiban yang berhubungan dengan pertanggung-jawaban (to fulfill obligations relating to stewardship)
Sebagian dari keluaran yang diperlukan oleh
pemroses informasi disediakan oleh sistem pemrosesan transaksi, seperti laporan
keuangan dari sistem pemrosesan transaksi. Namun sebagian besar
diperoleh dari sumber lain, baik dari dalam maupun dari luar perusahaan.
Pengguna utama pemrosesan transaksi adalah manajer perusahaan. Mereka mempunyai
tanggung jawab pokok untuk mengambil keputusan yang berkenaan dengan
perencanaan dan pengendalian operasi perusahaan. Pengguna output lainnya adalah para karyawan
penting seperti akuntan, insinyur serta pihak luar seperti investor dan
kreditor.
Sistem Informasi Akuntansi dan Lingkungan
Bisnis.
Sistem informasi akuntansi (SIA) merupakan
suatu rerangka pengkordinasian sumber daya (data, meterials, equipment,
suppliers, personal, and funds) untuk mengkonversi input berupa data ekonomik
menjadi keluaran berupa informasi keuangan yang digunakan untuk melaksanakan
kegiatan suatu entitas dan menyediakan informasi akuntansi bagi pihak-pihak
yang berkepentingan (Wilkinson, 1991). Transaksi memungkinkan perusahaan
melakukan operasi, menyelenggarakan arsip dan catatan yang up to date, dan
mencerminkan aktivitas organisasi. Transaksi akuntansi merupakan transaksi pertukaran
yang mempunyai nilai ekonomis.
Jadi keduanya tentulah sangat berkaitan demi
terjalannya bisnis yang bagus dan ideal. Contoh studi kasus, pada PT CNE
PT. CNE
PT CNE adalah
perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur, berlokasi di Cikarang, Jawa Barat, memproduksi televisi
berwarna berbagai model. Perusahaan telah berdirisejak Mei 2000, dan melakukan
proses produksi secara semi knock down,
dimana perakitan komponen tidak sepenuhnya dilakukan oleh perusahaan,
tetapi sebagaian telah diterima dalam
bentuk setengah jadi dari pemasok.Bahan baku yang diperoleh dari supplier lokal
dan luar negeri (impor) dirakit
lebih lanjut di
perusahaan untuk menghasilkan barang jadi berupa televisi berwarna yang siap
dipasarkan dan digunakan oleh konsumen akhir. Proses produksi meliputi
perakitan, pengaturan (adjustment) karakteristik gambar dan suara dan fitur
lainnya, pengetesan dan packing.
Pada awal berdirinya perusahaan hingga tahun
2003, perusahaan hanya melayani pasar lokal di Indonesia. Perusahaan memasarkan
dan mendistribusikan produknya berupa
televisi berwarna ke seluruh wilayah nusantara melalui distributor/toko yang
tersebar di berbagai kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Bandung,
Semarang, Surabaya, Denpasar, Medan, Makassar, Manado,Pontianak, dan lainnya.
Sejak awal tahun 2003, perusahaan melihat
peluang pasar global yang cukup menjanjikan dan marketing melakukan usaha-usaha
yang agressif untuk mendapatkan pasar di luar negeri. Usaha itupun menghasilkan
buah dan, sejak bulan Mei hingga Desember 2003, perusahaan menandatangani
kontrak dengan beberapa perusahaan distribusi dari Afrika Utara, Timur Tengah,
Amerika Latin dan Rusia untuk pemasaran dan penjualan produknya di wilayah dan
negara-negara tersebut.
Maka pada tahun awal tahun 2004 perusahaan
telah menambah kapasitas produksi dari 10.000 unit / bulan menjadi 20.000 unit
perbulan. Lini produkdi ditambah dari 2
line menjadi 4 line dan jumlah karyawan meningkat dari 200 orang menjadi 350
orang. Penambahan karyawan yang paling signifikan terdapat di bagian produksi.
SIKLUS
PEMBELIAN DAN PENGELUARAN KAS
1.
Bagian Production Planning & Inventory
Control (PPIC)
Bagian PPIC
akan membuat Rencana Kebutuhan Material (Material Requirements
Planning -MRP)
untuk bahan baku (material) berdasarkan forecast dan bahan baku yang
masihtersedia (on hand), sesuai dengan BOM (Bill of Materials) dari setiap
model.
2.
Bagian Purchasing
Bagian
Purchasing akan menerima permintaan pembelian (purchase request) dari PPIC yang
disertai dengan MRP, dimana jumlah dan jadual penerimaaan bahan baku sudah
dicantumkan. Purchaing selanjutnya membuat Purchase Order (PO) ke
supplier-supplier, sesuai dengan daftar supplier dan jenis bahan baku. PO yang
sudah diotorisasi juga diberikan rangkapnya ke bagian Gudang dan bagian
Keuangan dan Akuntansi.Untuk pembelian impor, bagian Purchasing akan mengisi
form L/C Opening
Request yang
dilampiri dengan copy PO rangkap 3, rangkap ke 1 ke bagian Exim,
rangkap ke 2 ke
bagian Keuangan dan Akuntansi dan rangkap ke 3 difile.
3.
Bagian Expor Import (Exim)
Melakukan
applikasi L/C ke Bank dengan mengisi formulir applikasi yang sudah disediakan
oleh Bank, sesuai dengan jumlah Purchase Order. Bagian Exim akan menerima copy
L/C dari Bankdan satu copy diberikan ke Bagian Hutang Dagang.
Setelah bagian
EXIM menerima Shipping document berupa Invoice, Packing List
dan B/L, copy
akan diberikan ke bagaian Hutang dagang dan bagian Gudang.
4.
Bagian Gudang
Bagian Gudang
akan menerima lembaran formulir pesanan pembelian (PO). Ketika barang datang, delivery order (atau surat
jalan akan dicocokkan dengan PO. Setelah itu akan mebuat laporan penerimaan
barang (LPB) rangkap 3. Rangkap pertama akan dikirimkan ke bagian PPIC, rangkap
ke 2 ke bagian hutang dagang dan
rangkap ke 3 di
file. Setelah itu bagian gudang akan melakukan pencatatan barang masuk kekartu
stok gudang.
5.
Bagian Hutang Dagang (Bagian dari Keuangan
& Akunting)
Bagian Hutang
Dagang menerima laporan penerimaan barang, surat jalan, pesanan pembelian dan
seluruh dokumen diarsipkan pada arsip hutang dagang tertunda. Ketika invoice
dan faktur pajak diterima, maka bagian Hutang Dagang merekonsiliasi seluruh dokumen pembelian dan
hutang, kemudian membukukannya pada buku besar pembantu hutang dangan, kemudian
membuka voucher jurnal ke bagian Buku Besar (General Ledger). Bagian Hutang
Dagang kemudian membuka voucher pengeluaran kas rangkap 2, rangkap 1 ke bagian
Treasury dan rangkap ke 2 diarsip. Untuk pembelian impor bagian Hutang dagang
akan menerima copy LC dan shipping document (Invoice, Packing List dan Bill of Lading
(B/L), dan melakukan pencataan dan pembuatan voucher jurnal seperti di atas.
6.
Treasury (Bagian dari Keuangan & Akunting)
Treasury
membuka giro/cek pembayaran dan meminta otorisasi dari Direktur Keuangn dan
Administrasi dan CEO. Setelah diotorisasi cek difotocopy rangkap 2, cek asli
dikirim ke vendor, salinan 1 dikirim ke bagian Hutang Dagang dan salinan kedua
diarsipkan. Treasury membuka voucher jurnal dan mengirimkannya ke GL.Staff
General Ledger (Bagiandari Keuangan dan Akunting) Bagian General Ledger
melakukan update setelah melakukan reskonsilisasi terhadap voucher jurnal yang
diterima.
Referensi :
1.
mulyadi, system informasi akuntansi 1993 salemba
4 universtas gajah mada
Tidak ada komentar:
Posting Komentar